LIFESTYLE

Helena Hia Tukan, Mengatasi Masalah Sosial di Pulau Flores dengan Kewirausahaan

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi di bagian timur Indonesia yang memiliki berbagai keindahan alam. Namun dibalik keindahannya provinsi ini memiliki berbagai masalah sosial yang menghantui. Masalah sosial ini timbul akibat dari permasalahan di berbagai sektor, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Intensitas hujan di pulau yang indah ini memang sangat rendah, sehingga membuat hasil alamnya tidak memenuhi kebutuhan penduduk setempat.

Selain itu diperparah juga dengan masalah SDM, yaitu kurangnya kemampuan dan kesadaran akan pentingnya melakukan budidaya dan perawatan lahan  untuk keberlangsungan lingkungan. Masyarakat di NTT masih melakukan budaya lahan berpindah untuk bertani, sehingga hutan semakin sempit.

Permasalahan ini membuat Helena Hia Tukan semakin resah, dan timbul kepeduliannya untuk mengajak masyarakat khususnya petani di NTT untuk ikut mengelola, menjaga dan melestarikan hutan. Dengan begitu semua akan mendapatkan dampak positif dan mendapatkan penghasilan.

Contents

Helena Berinisiatif Mendirikan Rumah Sebagai Solusi Masalah Sosial

Permasalah yang terjadi di tengah masyarakat Flores, NTT memang pelik, karena pada akhirnya yang terjadi adalah rendahnya daya beli masyarakat. Jika dibiarkan terus-menerus maka kemiskinan akan semakin merajalela, ditambah lagi masalah kebakaran hutan yang selalu terjadi saat musim kemarau. 

Di tengah masalah yang kian rumit ini Helena memiliki inisiatif untuk membuat kewirausahaan sosial yang diberi nama Rumadu atau rumah madu.

Program ini berupaya untuk mengatasi masalah rendahnya daya beli masyarakat dan rendahnya sumber daya manusia untuk melakukan pengelolaan lahan pertanian dan hutan.

Rumandu berdiri karena pemahaman tentang pentingnya madu hutan dalam budaya lokal yang menjadi sumber makanan. Namun penduduk setempat selama ini hanya mengambil saja, tanpa berpikir bagaimana cara membudidayakan madu tersebut agar tidak habis. Nah di sinilah Rumadu yang didirikan Helena masuk untuk memberi pemahaman yang benar. 

Selain sebagai sumber makanan, permintaan madu hutan untuk manfaat kesehatan juga semakin meningkat. Oleh sebab itu Helena semakin yakin untuk mendirikan Rumadu sebagai solusi masalah sosial dan lingkungan yang terjadi dengan anggota 12 petani di dalamnya. 

Rumadu memiliki tantangan untuk menjaga kualitas dan produksi madu yang berkesinambungan untuk ekosistem hutan. Helena berusaha mengubah masalah ini menjadi peluang dan menerapkan program panen lestari untuk menciptakan keuntungan ekonomi yang memiliki kelanjutan bagi masyarakat di Flores. 

Edukasi Masyarakat Flores Tiada Henti Melalui Rumadu

Sejak didirikan pada tahun 2016, Rumadu milik Helena sudah melibatkan setidaknya 54 petani dalam pengelolaan madu hutan. Dalam perjalannya banyak hambatan yang harus dilalui Rumadu dalam mengubah perilaku para petani. 

Mengubah perilaku yang sudah mendarah daging memang sangat susah, selain itu Rumadu memiliki keterbatasan manajemen keuangan serta adanya persaingan yang tidak sehat. Namun Rumadu tidak gentar dan tetap menunjukkan tren positif untuk capaian penjualan madu yang terus meningkat. 

Rumadu tidak pernah menyerah, dengan melakukan pendekatan sosialisasi Helena bersama Rumadu terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan isinya. Rumadu membimbing para penduduk dan memberi ketrampilan pada mereka.

Penduduk jadi tahu jika hutan memiliki peran untuk menyiapkan berbagai jenis sumber pakan untuk lebah, kemudian lebah membantu penyerbukan agar tanaman di hutan atau perkebunan atau pertanian dapat berkembang. Hasilnya, manusialah yang bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan hidup dan juga memperoleh tambahan penghasilan dari pengelolaan madu hutan.

Hingga tahun 2021, petani yang dilibatkan dalam proyek besar Helena sudah memiliki kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan madu hutan. Ini adalah kemajuan yang luar biasa pada masyarakat NTT yang awalnya tidak memiliki pengetahuan akan pengelolaan madu hutan. 

Rumadu Inisiatif Kecil yang Membawa Perubahan Besar

Semua capaian yang sudah didapatkan Rumadu dan perubahan pengetahuan serta keterampilan warga setempat, adalah bukti nyata bahwa inisiatif sekecil apapun bisa membuat perubahan besar di tengah masyarakat. Helena sadar dirinya tidak dapat berjalan sendiri, mengatasi masalah lingkungan dan sosial bukanlah tanggung jawab dari satu orang saja.

Semua orang harus berperan aktif untuk sama-sama memiliki kesadaran dalam menjaga lingkungan. Oleh sebab itu Helena mengerahkan masyarakat setempat untuk bersama-sama bergerak untuk melakukan perubahan baik bagi lingkungan dan sosial. 

Dengan inisiatifnya yang berhasil membawa perubahan besar inilah, Helena Hia Tukan mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Astra Award 2021 dalam bidang kewirausahaan. Siapa pun bisa seperti Helena, asalkan memiliki kepedulian dan berinisiatif untuk melakukan gerakan perubahan. 

Masa depan yang berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama dari seluruh masyarakat Indonesia. Jadi tumbuhkan ide-ide kreatif dan melakukan aksi nyata agar semua orang memiliki peran nyata membangun masa depan yang berkelanjutan bagi anak cucu. Mari bersama-sama untuk melakukan inovasi, dedikasi serta memiliki semangat perubahan yang positif untuk Indonesia dengan mengikuti jejak Helena Hia Tukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *